Wednesday, October 29, 2008

Uang (lagi)

Abi menulis soal uang. Lalu bunda juga teringat sesuatu. Saat ini konon sedang krisis keuangan di banyak negara. Sumbernya adalah kredit perumahan yang pembayarannya macet di Amerika sana tapi efeknya seperti menjatuhkan balok domino, satu kena, semua kena. (kenapa juga kita semua harus kena akibat 'kesalahan' orang lain?)
Tapi yah, mungkin itu yang namanya 'The Butterfly Effect'. Konon sebuah kepakan sayap kupu-kupu di suatu hutan yang sepi bisa berakibat badai di negeri yang jauh dari tempat itu. Maknanya, segala hal yang kita lakukan, sekecil apapun itu, akan membawa pengaruh bagi lingkungan sekitar. Meski nampak remeh, bisa saja di suatu tempat yang tidak kita ketahui hal remeh itu menjadi besar akibatnya.
Entah sebagai efek dari krisis ini atau karena sebab lain, akhir-akhir ini memang makin sering mendengar orang membicarakan soal uang (seperti yang abi bilang). Ada yang mengeluh kehilangan uang yang diinvestasikannya, ada juga yang mengeluhkan naiknya harga-harga, ada juga yang santai membujetkan uang yang tidak sedikit untuk membeli benda yang padahal tidak akan setiap hari ia gunakan.
Sebelum terseret arus penggunaan uang yang tidak cerdas, sebenarnya sudah ada contoh di jaman Rasulullah cara mengelola uang secara tepat dan manfaat.
Di jaman Rasulullah terdapat seorang bernama Abdurrahman bin Auf ra, beliau adalah salah seorang sahabat nabi yang sangat kaya. Namun beliau tidak pernah bingung dengan kekayaannya. Hartanya secara mantap di'usahakan'nya di jalan Allah. Beliau tidak pernah takut miskin. Beliau yakin betul bahwa hartanya adalah pemberian Allah dan di dalamnya terdapat juga rezeki orang lain sehingga beliau tidak sedikitpun merasa khawatir hartanya akan berkurang bila dibelanjakan di jalan Allah.
Sungguh sikap yang membuat 'iri'. Ketakwaan beliau sudah mencapai taraf yang tinggi sehingga di masa ketika orang-orang sangat mengagung-agungkan materi (uang) seperti sekarang, perilaku ini menjadi hal yang sangat langka.
Mari belajar ikhlas!

Sunday, October 19, 2008

Mari Memberi

Ternyata yah, dari sekian banyak hal yang dipelajari selama hidup ini, ada satu kunci yang dijamin akan membawa kebahagiaan ke dalam hidup ini.
Kuncinya sangat mudah, yaitu memberi.
Contohnya, lebaran kemarin ada seorang kenalan yang umurnya hampir seumuran bapakku dan baru beberapa bulan saja kami kenal, sengaja menelpon untuk janjian ketemu di KBRI seusai sholat Ied dan memberikan bungkusan yang berisi rendang buatan istrinya dan kue-kue kering.
Wah, senangnya kami. Apalagi rendang dan kue itu rasanya enak sekali!
Sejak saat itu makin tertanam dalam hati ini rasa gembira yang berasal dari pemberian itu.
Dan, sungguh pemberian itu tidak melulu harus sesuatu yang mahal. Segala sesuatu yang berasal dari hati yang ikhlas insya Allah akan dicatat sebagai kebaikan pula.
Bukankah Rasulullah SAW pun sangat menganjurkan saling memberi hadiah?
Bahkan dalam sebuah buku yang pernah aku baca, pemberian seorang suami kepada istrinya itu sudah dianggap sebagai suatu sedekah! Waduh, mudah betul bersedekah.

Thursday, October 16, 2008

Serangan Mendadak!!

Kemaren malem kami semua (abi, bunda, zee) pergi keluar. Selain buat balikin buku perpus yang udah berhari-hari overdue juga mau beli boneka buat anaknya tante icha yang baru lahir beberapa hari yang lalu.
Habis dari perpus jurong east, kami lalu jalan ke jurong centre yang persis di seberangnya. Setelah memilih boneka dan membayar, kami semua siap-siap pulang. Zahwa didudukkan di stroller oleh abi, sementara bunda berdiri dekat situ sambil melihat-lihat puzzle dari kayu.
Tiba-tiba entah dari mana munculnya, seorang anak perempuan dengan badan gemuk (umurnya sekitar 4-5 tahun) sudah berada di pinggir zahwa dan tanpa basa-basi langsung menenggelamkan kuku-kukunya di dahi zahwa!
Bunda kaget betul dan untuk beberapa saat tidak bisa bereaksi. Abi dengan cepat berusaha menarik tangan si anak, namun rupanya si anak masih gemas, cengkramannya kuat sekali. Dia pun semakin membenamkan kukunya di kening zahwa. Bunda tegang karena terlihat bekas kuku si anak memerah. Zahwa yang awalnya kaget lalu mulai berteriak dan menangis keras-keras. Si anak ini entah punya dendam apa pada zahwa ya sampai dia menyerang zahwa seperti itu.
Waktu bunda dan abi mencoba melepaskan tangan anak itu, terasa betul kekarnya tangan itu. (Ni anak dikasih makan apa ya sampe pepel gini?? batin bunda).
Untunglah dalam kejadian yang walau berlangsung hanya beberapa detik saja tapi terasa lama bagi bunda itu, ibu si anak akhirnya muncul dan membawa anak itu pergi.
Fyuuh...
Bunda pun segera membawa zahwa menjauh dari TKP untuk menenangkan zahwa yang menangis meraung-raung. (mungkin paduan antara bete, kaget, dan sakit)
Eeeeeh, ketegangan ternyata belum selesai. Ketika melihat zahwa pergi, si anak ternyata masih bernafsu untuk melakukan sesuatu pada zahwa. Dia mengejar kami!
Untung kali ini kami diselamatkan oleh pengasuh anak itu yang segera mengamankan si anak.
Fyuuh... Benar-benar malam yang menegangkan!!

Monday, October 6, 2008

'Adik' Baru Lagi :)

Hari selasa lalu, tepatnya tanggal 30 September 2008 atau berbarengan dengan 30 Ramadhan 1429H, telah lahir seorang bayi cantik dengan nama Keira Tattyana Hadiradewi, putri dari om Emir dan tante Rani.
Wah, senangnya zahwa sekarang udah nambah lg 'adik' barunya :)
Semoga Keira jadi anak sholehah, penyejuk mata bagi orangtua, dan kebanggaan keluarga.
Amiin :)